Langsung ke konten utama

Tentang Diri.


Banyak orang yang suka ngomong gini, kalo manggil kamu “yang” udah kaya manggil kepacar yak , hahaha
Lucu sih kata – kata yang udh gak asing lagi aku denger dari temen – temen yang baru kenal sama aku ataupun udh hidup lama bareng. Ya sih aku simple aja, aku jawab aja “ ya emg ibu sengaja ngasih nama aku “mayang” biar banyak orang yang manggil “yang” dan itu bukti kalo mereka itu sayang keaku” , hahaha
Sama halnya dengan dengan dirumah. Aku pun suka binggung setiap kali aku pulang ke rumah. Tiba –tiba denger ada yang panggil aku “yang” aku tenggok, eh ternyata ibu lagi manggil ayah. Kalo si tante pulang, kejadian ini akan terus – menerus terulang. Binggung gak ? jadi skrng kalo dirumah, keluarga panggil aku dengan tambahan kata “ mbak mayang atau mbak mayang” biar gak salah tangkep gitu. Haha
Oke, mungkin udh sedikit aku singgung nama panggilan aku “mayang”, nama aslinya Yusika Briliiantama Mayang Tristanty. Kalo kalian tau nama aku sebenernya sepanjang ini, mungkin kalian akan seperti temen- temen aku lainnya yang selalu bilang kalo kita baru aja kenalan, “ih kok nama kamu panjag bgt sih?” atau kadang ada juga yang suka ngomong “kurang panjang may namamu!”. Haha suka mikir gitu, susah bngt yak, hidup ini. Nama “mayang” di komen, nama “panjang” juga  dikomen,ya itulah kehidupan enggak selalu pada hal yang “sepaneng” [b.jawa}. banyak hal – hal lucu yang aku selalu jadikan hal itu sebagai pewarna kehidupan kita. Pernah mikir gak sih kalo hidup kita gitu – gitu aja pasti bosen banget, akhirnya hal itu yang ngebuat kita ngeluh lagi, gak bersyukur lagi, so? Kapan kita akan menerima hidup kita ini? Kapan kita akan bersykukur dengan keadaan yang kita rasakan sekarang . well intinya aku selalu mencoba untuk membuat hidup ini senyaman mungkin, walau kadang banyak hal yang kurang mengenakan terjadi dalam hidup ini. Apa kuncinya ? bersyukur! Susah sih, tapi apa susahnya mencoba ? right ? heheh
Kembali ke perkenalan awal.
Aku lahir di Banjarnegara, tapi di akte kelaihranku Magelang [Cuma tempat buatnya aja sih ]. Banjarnegara “) gak tau kenapa kini kota itu bener – bener menjadi kota kebanggaan aku bgt gitu, kota yang selalu aku puja – puja, padahal kalo kita lihat di Indonesia sendiri banyak bngt kota yang lebih – lebih bngt dari “Banjarnegara”. Mungkin salah satu penyebabnya karna itu kota kelahiran ku? yah mungkin beberapa orang akan selalu membagga-bangkakan kota kelahiran mereka, tapi tidak bnyak juga orang yang lebih membanggakan tempat domisili mereka sekarang. Tapi itu alasan yang sudah pasti, alasan lainnya yang keluar dari diriku, mungkin lebih karna aku udh lama gak tinggal di kota kelahiranku dan mungkin aku mulai merindukan akan segala kenangan – kenanagan indahku dulu, yaaps itu salah satu alasannya. Tapi alasan yang bener – bener ada dipikiranku saat ini lebih karna Banjarnegara sebuah kota dengan banyak rahasia yang belum banyak terungkap. Kadang aku emng suka mikir Banjarnegara tuh punya apa sih ? ya paling terkenal dengan keindahan Diengnya atau sungai Serayunya atau apalah, tapi lebih dari itu. Banyak hal yang baru aku temukan kini, saat aku bener – bener udh jarang menginjakan kaki di kota kelahitanku.
Banjarnegara itu, lebih dari Banjarnegara yang ada dipikirannku dulu, kota monoton atau apalah. Banjarnegara yang kini aku tau lebih dari itu, memang tak banyk hal yang bisa dibanggakan dari kota itu, kalo dibandingkan dengan kota – kota di Indonesia lainnya, tapi ya itu ada hal yang bener – bener gak bisa di utarakan tentang Banjarnegara.
“Banjarnegara kota kelahiran, kota beribu kenangan, kota kembali”
#Banjarnegara gilar - gilar



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sehari Jadi Diplomat.

[sepenggal kisah pengalaman yang memberikan banyak pelajaran hidup dan pembangkin semangaat] Tepatnya pada tanggal 12 Februari tahun ini. Kegiatan rutin program studi Hubungan Internasional Unida Gontor, Studi Akademik dengan lokasi tujuan Jakarta. Dengan bermodalkan semangat kami memulai hari setelah menempuh perjalanan panjang Ngawi – Jakarta. Tujuan awal kita adalah kegiatan kelas diplomat atau dikenal dengan istilah SESDILU. Inti dari kegiatannya itu, kita dapet kesempatan untuk bisa belajar bareng diplomat muda, yang udah menempuh karir diberbagai penjuru dunia. Kesyukuran yang mendalam dan kata terimakasih mungkin enggk cukup kami haturkan kepada bapak   Aji Surya (salah satu alumni Gontor) yang telah memberikan kesempatan kami untuk belajar lebih, yang mungkin dan enggk mungkin mahasiswa lain bisa merasakan pengalaman yag berharga ini. Hal ini disebabkan kita istimewa. Haha [susah dijelasin sih pokoknya, intinya gitu] Kita bener   - bener seakan – akan jadi diplom

Realitanya.

[emang Kekuasaan itu lebih dari pada Kekayaan, tapi realitanya di Indonesia sendiri, sekarang kekuasaan dengan murahnya bisa di beli dengan Kekayaan] Gak bisa di pungkiri lagi sih ya keadaannya sekarang. Gak bisa didefinisikan keadaan Indonesia pada saat ini bagaimana. Tahun POLITIK. Apa sih maksudnya ? Yap, memasuki tahun 2019 ini akan diselenggarakan pemilihan umum PRESIDEN Indonesia masa   jabatan 2019 – 2024. Masalah yang jadi siapapun itu pun tidak bisa ditebak. Masing – masing kandidat memiliki keistimewaannnya masing – masing. Yang satu handai dalam melakukan sosialisasi dengan masyarakat tengah kebawah, ada juga yang satu yang lebih ahli dalam masalah perpolitikan, karna pernah menjabat sebagai panglima TNI keduanya memiliki daya saing yang kuat, tapi juga pasti memiliki sisi kekurangannya juga. Yang jelas, siapapun yang akan memimpin Indonesia untuk kedepannya, harapan besar pasti bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi, dari segala aspek kehidupan. Selain

kehilangan.

Untuk apa kita harus merasakan resah yang mendalam tentang kehilangan? Toh pada dasarnya, setiap diri kita tau bahwasannya kehilangan itu hal yang wajar setelah adanya pertemuan Apa dasar, kita bisa merasakan keresahan akan sebuah kehilangan, jika kita tau hakikatnya semua yang kita miliki hanyalah titipan sementara dari sang pencipta? Apa salah, jika kita merasakan keresahan atas kehilangan yang terjadi dalam hidup kita? Apa kererahan itu tanda kurang bersyukurnya kita, atas pemberian dan titipan sang pencipta? Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan rasa resah terhadap sebuah kehilangan? Bukankah kita harus berlajar merelakan dengan kata “kehilangan” yang mungkin akan tiba tiba terjadi dalam hidup kita? Bukannkan setiap dari kita pasti akan merasakan kehilangan, kehilangan apapun hingga kehilangan dari hal kecil yang tidak pernah dipikirkannya Bukankan kita pun akan tiba pada waktu dimana kita akan kehilangan sesuatu, kehingan yang tidak akan bida didap